Sabtu, 09 Oktober 2010

TUHAN MEMARAHI ISRAEL

Titik tolak pelayanan Maleakhi ialah kasih Allah. Pada zamannya umat Israel sedang bergumul dengan kesulitan ekonomi, diserang oleh musuh sehingga membutakan mata mereka akan kasih Allah. Mereka melecehkan TUHAN, tidak menghormati TUHAN dan meremehkan keagunganNya.
Para imam yang mempunyai tugas mengajarkan kebenaran dan menjadikan hidup mereka sebagai teladan, justru menyelewengkan makna ibadah dan menyesatkan umat Israel. Mereka merusak anugerah perjanjian, menajiskan tempat kudus yang dikasihi TUHAN dengan menjadi suami anak perempuan allah lain.
Ketidakpedulian mereka kepada TUHAN terungkap dalam sikap yang tidak ada tenggang rasa terhadap orang lain. Dikatakan bangsa Israel telah tidak setia kepada istri masa muda mereka yang sebangsa (Yahudi) dan mengambil perempuan bangsa lain (kafir) sebagai istri baru mereka. Bangsa ini telah tidak setia terhadap bangsanya sendiri, keluarga rohani mereka dan pasangan perkawinan mereka. Ketidaksetiaan mereka juga terlihat dari terjadinya perceraian ditengah-tengah bangsa Israel. Hal mana Allah sangat membencinya. Bangsa Israel telah melakukan pengkhianatan. Bahkan mereka menutupi pakaiannya dengan kekerasan.
TUHAN marah atas bangsa ini karena mereka telah melakukan pelacuran rohani, perzinahan, kawin campur (menikah dengan bangsa yang tidak seiman) dan melakukan perceraian. Karenanya TUHAN menyatakan akan melenyapkan orang-orang yang berbuat demikian. Penghukuman TUHAN dapat turun bagi orang yang tidak menghormati kemuliaan TUHAN.
Kemarahan TUHAN juga terlihat dari tidak berkenannya TUHAN atas persembahan yang disampaikan bangsa Israel. Pemahaman bangsa Israel akan TUHAN sudah memudar , hal ini membuat TUHAN tidak memperdulikan persembahan mereka walau disampaikan dengan air mata, tangisan dan rintihan. Dari sini kita diingatkan bahwa persembahan kepada TUHAN terkait erat dengan sikap dan perbuatan manusia, bukan ditentukan oleh jumlah maupun bentuk persembahan.
TUHAN peduli dengan umatNya. Dia menuntut kesetiaan dari kita; kesetiaan kepada TUHAN, dan kesetiaan dalam hubungan antar manusia. Amin
St. HDI Sipahutar (jemaat HKBP Bandung Reformanda)

Kamis, 26 Agustus 2010

Who am I, in God?

Below is the text from an email I received that
reminds us of who we are to God and in Jesus.

I am bought with a price (1 Cor 6:19-20)
I am a saint (set apart for God). (Eph. 1:1)
I am a personal witness of Christ. (Acts 1:8)
I am the salt & light of the earth (Matt 5:13-14)
I am a member of the body of Christ (1 Cor 12:27)
I am free forever from condemnation ( Rom. 8: 1-2)
I am a citizen of Heaven. I am significant (Phil 3:20)
I am free from any charge against me (Rom. 8:31 -34)
I am a minister of reconciliation for God (2 Cor 5:17-21)
I have access to God through the Holy Spirit (Eph. 2:18)
I am seated with Christ in the heavenly realms (Eph. 2:6)
I cannot be separated from the love of God (Rom 8:35-39)
I am established, anointed, sealed by God (2 Cor 1:21-22 )
I am assured all things work together for good (Rom. 8:28 )
I have been chosen and appointed to bear fruit (John 15:16 )
I may approach God with freedom and confidence (Eph. 3: 12 )
I can do all things through Christ who strengthens m e (Phil. 4:13)
I am the branch of the true vine, a channel of His life (John 15: 1-5)
I am God's temple (1 Cor. 3: 16).
I am complete in Christ (Col. 2: 10)
I am hidden with Christ in God (Col. 3:3).
I have been justified (Romans 5:1)
I am God's co-worker (1 Cor. 3:9; 2 Cor 6:1).
I am God's workmanship(Eph. 2:10)
I am confident that the good works God has begun in me will be perfected.
(Phil. 1: 5)
I have been redeemed and forgiven ( Col 1:14).
I have been adopted as God's child (Eph 1:5)
I belong to God

(prayercanhelp.com)

Rabu, 25 Agustus 2010

Kebaikan

Efesus 2 : 10
" Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya."

Menjadi baik bukanlah hakikat kita. Kita semua dilahirkan dengan kecenderungan alami akan egoisme.Sehingga kita harus berusaha untuk menjadi baik.

5 saran sederhana untuk melakukan kebaikan ( Rick Warren ) :

1. Kuasai Alkitab ( Isilah pikiran dan hidup kita dengan Firman Tuhan )
2. Jaga pikiran kita ( harus belajar mengendalikan aktivitas pikiran kita )
3. Kembangkan Pendirian
Pendapat adalah sesuatu yg anda pegang erat,PENDIRIAN adalah sesuatu yg memegang erat diri Anda.
4. Berani tampil beda
5. Bersekutu dengan teman seiman lainnya.

Have a great day

Kesabaran

Terburu-buru dan ketidak sabaran adalah bisa berakibat fatal
dan rentan terhadap kesalahan. Pelajarilah nilai kesabaran.
Sekalipun rasanya seperti anda tertinggal jauh di belakang,
tetapi dengan usaha yang terukur dan tekun, lebih mungkin
anda akan berada di depan.

Kesabaran bukan berarti menunda-nunda pekerjaan. Kesabaran
berarti mengambil tindakan SEKARANG, yang akan membawa hasil
di masa depan. Kesabaran berfokus pada hasil terbaik – bukan
pada hasil tercepat atau termudah. Kesabaran berarti mengerti
bahwa perjalanan panjang memiliki hasil yang panjang pula.

Mulailah dari sekarang, dan bersabarlah. Siapa yang mencari
hasil segera – akan segera pula kehilangan hasilnya – itupun
kalau mereka bisa mendapatkan hasil.

Memang makan waktu untuk menghasilkan yang terbaik, tetapi
anda sendiri yang akan menikmati hasilnya…

Sudahkah orang terdekat anda mengatakan "kamu orang yang sabar" atau malah sebaliknya?

Have a great day.

Kamis, 29 Juli 2010

“MENGENAL SIFAT NABI / GURU PALSU”

Nats : 2 Petrus 2 : 10 - 15

1.Surat Petrus yang kedua ini, bersifat umum, ditujukan pada orang-orang yang memperoleh keselamatan karena anugerah keadilan Allah. Isi surat ini menekankan agar semua pengikut Kristus tetap bersatu, berpegangan tangan dan setia pada nasehat / kesaksian para penyampai firman dan rasul. Kenapa Petrus menekankan hal seperti itu? Karena saat itu telah muncul ajaran yang sesat (=nabi-nabi dan guru-guru palsu). Mereka dengan gencar menyampaikan ajaran sesat yang membahayakan, mencela kabar sukacita (Injil), meniadakan karya Tuhan Yesus penebus umat manusia dari dosa.
2.Petrus mengingatkan setiap orang Kristen yang membaca surat ini agar waspada / berjaga-jaga. Setiap orang Kristen perlu mewaspadai bagaimana perilaku jahat dari guru-guru yang palsu yang bisa merusak iman / kepercayaan, merusak persekutuan serta memecah belah kesatuan gereja. Secara rinci diuraikan perilaku guru-guru sesat itu seperti pada ay. 10: menuruti hawa nafsu, mencemarkan diri, menghina pemerintahan Allah, berani (arti negatif) dan angkuh, tidak segan-segan menghujat kemuliaan (Tuhan). Jelas, mereka melakukan keinginan si Iblis dan nafsu kedagingan-nyalah yang ingin mereka lakukan. Guru-guru palsu ini merasa dirinya paling benar, punya kuasa dan kekuatan sehingga mereka berani menabur fitnah dan menghakimi. Sepertinya mereka melebihi malaikat Tuhan yang jelas lebih kuat dari manusia, padahal malaikat Tuhan tidak mau menghujat.(ay. 11) Itulah keangkuhan dari guru-guru yang palsu.
3.Terhadap perilaku guru-guru palsu ini Petrus menganggap mereka sama seperti hewan yang tidak berakal. Apakah manfaat yang bisa diambil dari hewan yang tidak berakal? Namanya saja binatang (hewan), yang dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Bukan itu saja sifat mereka, para guru palsu ini tidak tahu diri dengan menghina Injil (kabar sukacita) dan gereja Kristus, mereka tidak tahu kalau hal itu justru membawa mereka pada kebinasaan (ay 12). Adapun sifat manusia yang berperilaku seperti hewan yang tidak berakal adalah, ay 13-15: berfoya-foya, kotor dan bernoda, penuh hawa nafsu, matanya penuh nafsu zinah, tidak jemu berbuat dosa, memikat hati yang lemah, serakah/tamak. Jelaslah, mereka para guru palsu adalah orang-orang terkutuk, meninggalkan jalan kebenaran, sesat seperti Bileam yang menerima upah perbuatan jahat. Itulah sifat buruk mereka yang akan membawa mereka kepada kebinasaan. Kita harus waspada terhadap hal-hal tersebut dan dengan tegas kita menghalaunya.
4.Yesus mengatakan bahwa “Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu” akan datang dan akan berusaha menyesatkan orang-orang pilihan Tuhan (Matius 24:23-27). Kita harus melindungi diri kita dari pengajaran sesat dengan mengenali kebenaran. Dengan mengenali kebenaran kita dapat mengenali yang palsu. Langkah pertama adalah mempelajari Alkitab dan menilai semua pengajaran berdasarkan apa yang dikatakan oleh Alkitab. Penampilan guru palsu sulit dibedakan dengan yang asli. Istilah “serigala berbulu domba” berlaku bagi pengajar palsu; Iblis dapat menyamar sebagai “malaikat terang” dan “pelayan kebenaran” (2 Kor 11:14-15). Yesus mengatakan “dari buahnya pohon itu dikenal” (Matius 12:33). Berikut ini ada tiga hal yang dapat diterapkan pada semua pengajar untuk menentukan apakah yang diajarkannya itu benar atau tidak. 1) Apa yang dikatakan guru itu tentang Yesus? 2) Apakah guru itu memberitakan Injil? 3) Apakah guru itu memperlihatkan sifat-sifat yang memuliakan Tuhan?. “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8).
by St. HDI Sipahutar

Kamis, 24 Juni 2010

Tuhan mengutus untuk menyatakan kebenaran

Nats : Yeremia 26 : 7 – 14

1. Nabi Yeremia yang dipanggil sejak muda bahkan ketika masih dalam kandungan ia sudah ditetapkan menjadi seorang nabi. Dalam Yere 1:5 dikatakan: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa”. Yeremia sama sekali tidak dapat mengelak atas panggilan dan penetapan Allah. Ia diberi penglihatan dan Tuhan sendiri yang menaruhkan perkataanNya ke dalam mulut Yeremia.
2. Yeremia bekerja dalam zaman Yoyakim bin Yosia, raja Yehuda, sampai akhir tahun yang kesebelas zaman Zedekia bin Yosia, raja Yehuda, hingga penduduk Yerusalem diangku ke dalam pembuangan dalam bulan yang kelima (1:3). Keadaan yang dihadapai Yeremia sangat berat. Disamping bangsanya yang luluh lantak, jiwa keagamaan masyarakat juga mengalami kehancuran yang fatal. Dalam kemarahan, Tuhan bertanya atas hal itu: “Apakah kecurangan yang didapati nenek moyangmu pada-Ku, sehingga mereka menjauh dari pada-Ku, mengikuti dewa kesia-siaan, sampai mereka menjadi sia-sia (2:5); “pernahkah suatu bangsa menukarkan allahnya meskipun itu sebenarnya bukan allah? Tetapi umatKu menukarkan Kemuliaannya dengan apa yang tidak berguna” (2:11)
3. Gambaran keadaan yang dihadapi Yeremia, dengan padat digambarkan: Para imam tidak lagi bertanya: Dimanakah TUHAN? Orang-orang yang melaksanakan hukum tidak mengenal Aku lagi, dan para gembala mendurhaka terhadap Aku. Para nabi bernubuat demi Baal, mereka mengikuti apa yang tidak berguna (2:8). Para Imam telah mengalami krisis iman dan kerohanian yang pangling. Mereka tidak perduli, tidak takut dan bahkan telah menganggap Tuhan itu tidak ada. Hanya dirinya yang dipikirkan dan panggilan keimaman sudah kehilang makna dalam hidup mereka. Para penegak hukum tidak lagi memiliki komitmet moral. Hukum dipermainkan dan ditelikung untuk keuntungan dirinya. Mereka sudah tidak perduli pada kerusakan sosial akibat hukum yang telah meninggalkan keadila. Para gembala telah mendurhaka, yang semula dipanggil untuk menjaga kawanan domba, kini justru lari meninggalkan domba-dombanya itu berserakan. Mereka tidak mau tahu lagi atas domba-domba yang mungkit tersesat, masuk jurang atau diterkan harimau. Bahkan mereka sendiri yang menyerahkan domba-dombanya untuk dijual dan disembelih demi keselamatan dan kenikmatan para gembala. Nabi-nabi juga telah menyeleweng, justru menubuatkan kedahsyatan dewa-dewa Baal. Mereka telah membohongi nurani dan rohani mereka sendiri dan menjual Tuhannya.
4. Memang realitas agama dan sosial yang dihadapi Yeremia sungguh parah dan memilukan. Namun justru ke dalam realitas yang demikianlah Tuhan mengutus nabi-nabi yang langsung dipilihNya. Yeremia diutus untuk menyatakan kebenaran ke tengah-tengah realitas yang sudah sangat rusak itu. Yeremia tidak dibekali pasukan polisi atau tentara, juga tidak diberi kewenangan untu mencekal, menahan atau memenjarakan orang seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dia tidak dibekali kuasa untuk memerintah dan tidak memiliki kekuatan untuk memaksa. Tuhan hanya mengatakan: “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” (1:8)
5. Menyatakan kebenaran Tuhan ke dalam kondisi yang sudah rusak itu jelas mengundang resiko yang berat. Orang-orang yang berkuasa (Kaum elite, termasuk para imam, gembala dan nabi-nabi pada masa itu), yang melakukan kerusakan dan sekaligus memperoleh keuntungan dan kenikmatan atas keadaan yang rusak itu, dengan kuat melakukan perlawanan. Mereka tidak segan-segan melakukan intrik, mengumbar rumor-rumor (gossip) yang negatif dan bila perlu melakukan pembunuhan. Kebenaran yang dinyatakan Yeremia sangat mengganggu dan menghilangkan keuntungan dan kenikmatan mereka. Hal itulah yang terjadi dalam perikop ini. Para imam, nabi, pemuka dan rakyat kebanyakan telah merancang dan mencanangkan kematian Yeremia: orang ini harus dihukum mati (26:8 dan 11)
6. Dalam kehidupan kita, di tengah-tengah masyarakat maupun dalam lingkup gereja, keadaan yang dialami Yeremia dapat terjadi, bahkan berada di sekitar kita atau pada diri kita. Di saat menguntukan, mungkin kita akan toleran dengan pelanggaran hukum atau aturan. Atau kita telah mementingkan jabatan dan rela berdiam atas ketidakadilan, kebohongan atau pemutarbalikan fakta.
7. Gereja yang adalah utusan Tuhan, sering bahkan mungkin terus menerus menghadapi kenyataan yang dipenuhi pelbagai kebobrokan. Dalam situasi yang demikian, jika gereja tetap sungguh-sungguh Gereja, perlawanan harus dilakukan tanpa henti dan takut. Sama seperti Yeremia yang diutus Tuhan, demikian juga Gereja diutus Tuhan untuk menyatakan kebenaran. Jaminan yang diberikan Tuhan juga sama seperti yang diperoleh Yeremia, sebagaimana dikatakan Tuhan: “Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.” (1:8)
(Pdt Saut Sirait MTh untu kebaktian doa HKBP Bandung Reformanda sektor 1 dan 2)

Sabtu, 19 Juni 2010

Tubuh Kristus

Sermon SEKSI AMA HKBP Bandung Riau
Kamis, 23 07 2009

“Peran anggota Tubuh Kristus”
1 Korintus 12 : 13 - 20 (PHD Ama)
Pada bagian awal nats ini, Paulus menerangkan bahwa tanpa memandang latar belakang suku, ras, status sosial, pendidikan dan ekonomi, orang percaya dibaptis oleh Roh menjadi satu tubuh dan meminum dari satu Roh. Melalui keanekaragaman ini pula, Paulus ingin menekankan bahwa jemaat Kristus di Korintus merupakan satu kesatuan yang dapat digambarkan seperti tubuh manusia.
Tubuh manusia terdiri dari bagian atau anggota yang unik, khas, serta berbeda bentuk juga fungsinya. “Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya”(ay 18).
Peranan dan fungsi masing-masing anggota tubuh itu, baru bisa dirasakan apabila ditempatkan dalam kesatuan tubuh. Di luar kesatuan tubuh, masing-masing anggota tidak bisa berfungsi dan berperan sebagaimana mereka dibentuk. Kesatuan tubuh itu sedemikian utuhnya sehingga ketika salah satu anggota tubuh sakit maka bagian tubuh yang lainpun dapat merasa kesakitan sehingga aktifitas tubuhpun dapat terganggu.
Seperti halnya tubuh manusia yang terdiri dari banyak anggota, gereja yang dipandang sebagai Tubuh Kristus juga seharusnya menjadi suatu kesatuan dalam keanekaragaman. Banyak manifestasi / perwujudan kemuliaan karya Allah yang ingin Ia kerjakan melalui peran dan fungsi anggota gereja.
Kita sebagai anggota gereja mempunyai tempat, peran dan fungsi khusus di dalam Tubuh Kristus. Kita harus mendukung dan menghargai siapa saja yang sedang melakukan fungsinya. Jangan kita perdebatkan apa yang Tuhan berikan untuk pembangunan jemaatNya, namun syukurilah dan berkontribusilah.
Marilah kita memanfaatkan karunia yang kita miliki yang telah dianugerahkan Tuhan untuk melayani Dia dalam kerjasama yang baik.
Renungan : Apakah kita menyadari bahwa kita adalah anggota yang ditempatkan dalam Tubuh Kristus dan mempunyai peran dan fungsi unik sesuai dengan kehendak Tuhan?

HDI Sipahutar