Kamis, 29 Juli 2010

“MENGENAL SIFAT NABI / GURU PALSU”

Nats : 2 Petrus 2 : 10 - 15

1.Surat Petrus yang kedua ini, bersifat umum, ditujukan pada orang-orang yang memperoleh keselamatan karena anugerah keadilan Allah. Isi surat ini menekankan agar semua pengikut Kristus tetap bersatu, berpegangan tangan dan setia pada nasehat / kesaksian para penyampai firman dan rasul. Kenapa Petrus menekankan hal seperti itu? Karena saat itu telah muncul ajaran yang sesat (=nabi-nabi dan guru-guru palsu). Mereka dengan gencar menyampaikan ajaran sesat yang membahayakan, mencela kabar sukacita (Injil), meniadakan karya Tuhan Yesus penebus umat manusia dari dosa.
2.Petrus mengingatkan setiap orang Kristen yang membaca surat ini agar waspada / berjaga-jaga. Setiap orang Kristen perlu mewaspadai bagaimana perilaku jahat dari guru-guru yang palsu yang bisa merusak iman / kepercayaan, merusak persekutuan serta memecah belah kesatuan gereja. Secara rinci diuraikan perilaku guru-guru sesat itu seperti pada ay. 10: menuruti hawa nafsu, mencemarkan diri, menghina pemerintahan Allah, berani (arti negatif) dan angkuh, tidak segan-segan menghujat kemuliaan (Tuhan). Jelas, mereka melakukan keinginan si Iblis dan nafsu kedagingan-nyalah yang ingin mereka lakukan. Guru-guru palsu ini merasa dirinya paling benar, punya kuasa dan kekuatan sehingga mereka berani menabur fitnah dan menghakimi. Sepertinya mereka melebihi malaikat Tuhan yang jelas lebih kuat dari manusia, padahal malaikat Tuhan tidak mau menghujat.(ay. 11) Itulah keangkuhan dari guru-guru yang palsu.
3.Terhadap perilaku guru-guru palsu ini Petrus menganggap mereka sama seperti hewan yang tidak berakal. Apakah manfaat yang bisa diambil dari hewan yang tidak berakal? Namanya saja binatang (hewan), yang dilahirkan untuk ditangkap dan dimusnahkan. Bukan itu saja sifat mereka, para guru palsu ini tidak tahu diri dengan menghina Injil (kabar sukacita) dan gereja Kristus, mereka tidak tahu kalau hal itu justru membawa mereka pada kebinasaan (ay 12). Adapun sifat manusia yang berperilaku seperti hewan yang tidak berakal adalah, ay 13-15: berfoya-foya, kotor dan bernoda, penuh hawa nafsu, matanya penuh nafsu zinah, tidak jemu berbuat dosa, memikat hati yang lemah, serakah/tamak. Jelaslah, mereka para guru palsu adalah orang-orang terkutuk, meninggalkan jalan kebenaran, sesat seperti Bileam yang menerima upah perbuatan jahat. Itulah sifat buruk mereka yang akan membawa mereka kepada kebinasaan. Kita harus waspada terhadap hal-hal tersebut dan dengan tegas kita menghalaunya.
4.Yesus mengatakan bahwa “Mesias-Mesias palsu dan nabi-nabi palsu” akan datang dan akan berusaha menyesatkan orang-orang pilihan Tuhan (Matius 24:23-27). Kita harus melindungi diri kita dari pengajaran sesat dengan mengenali kebenaran. Dengan mengenali kebenaran kita dapat mengenali yang palsu. Langkah pertama adalah mempelajari Alkitab dan menilai semua pengajaran berdasarkan apa yang dikatakan oleh Alkitab. Penampilan guru palsu sulit dibedakan dengan yang asli. Istilah “serigala berbulu domba” berlaku bagi pengajar palsu; Iblis dapat menyamar sebagai “malaikat terang” dan “pelayan kebenaran” (2 Kor 11:14-15). Yesus mengatakan “dari buahnya pohon itu dikenal” (Matius 12:33). Berikut ini ada tiga hal yang dapat diterapkan pada semua pengajar untuk menentukan apakah yang diajarkannya itu benar atau tidak. 1) Apa yang dikatakan guru itu tentang Yesus? 2) Apakah guru itu memberitakan Injil? 3) Apakah guru itu memperlihatkan sifat-sifat yang memuliakan Tuhan?. “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8).
by St. HDI Sipahutar